Panduan Praktis Mengelola Informasi di Media Sosial
Setiap kali membuka Facebook atau Twitter saya sedih karena banyaknya berita hoax, fitnah, dan berita negatif yang mengadu domba antar kelompok. Berita-berita tersebut sangat cepat menyebar karena kita malas memeriksa kebenaran informasi dan tombol “Share” yang sangat mudah diakses. Kadang saya berpikir, mungkin kalau tombol Share dan Retweet dihilangkan, mungkin timeline saya akan lebih nyaman dilihat.
Tulisan berikut merupakan rangkuman dari video Panduan Mengelola Informasi yang dibuat oleh Surya University dan BNPT.
Informasi menyebar baik dari mulut ke mulut, media cetak, media elektronik, dan media sosial. Informasi bisa membuat hidup kita mudah, bisa juga membuat kita celaka. Ada orang orang yang masuk penjara gara-gara memposting status di media sosial. Tak jarang pula terjadi permusuhan antar kelompok gara-gara adanya informasi yang mengadu domba. Informasi di media sosial dapat berupa BERITA, PRASANGKA, FAKTA, GOSIP, dan FITNAH. Semuanya bercampur aduk, kalau tak pandai memilah bisa bahaya.
Rosul bersabda : Keselamatan seseorang tergantung pada menjaga lisan.
Lisan disini tidak hanya kata-kata yang keluar dari mulut kita, namun juga twit atau status yang kita posting di media sosial, SMS, ataupun Broadcast Message yang kita share.
BAGAIMANA KITA MENGOLAH INFORMASI?
1. Tabayyun/ Konfirmasi
Jika datang kepadamu orang fasik dengan informasi maka periksalah dengan teliti (Tabayyun) (QS Al Hujurot [49] : 6)
Terkadang kita menerima broadcast message dari teman kita, tanpa pikir panjang kita langsung menerusakannya ke teman-teman kita tanpa mengecek kebenarannya.
Itulah sifat dasar kita, malas mengecek informasi. Akibatnya suatu informasi bisa menyebar begitu cepat tak terbendung. Konon, ketika kabar baik baru menyebar beberapa kilometer, kabar buruk sudah melesat ke seluruh dunia. Ketika informasi sudah menyebar, akan sangat sulit membendungnya.
2. Zhan/ Prasangka
Kadang informasi yang kita terima berisi prasangka. Jika kabar itu benar maka itu ghibah, jika kabar itu salah maka itu fitnah. Oleh karena itu tak perlu ikut-ikutan menyebarkannya.
Sesungguhnya prasangka tak memberimu sedikitpun kebenaran.
(QS An Najm 28)
Dalam bahasa Inggris prasangka disebut Pre Judice. Pre artinya sebelum, dan Judice artinya menghukum. Artinya kita menghukum orang sebelum tahu informasi yang lengkap dan benar.
3. Bicara yang baik atau diam
Taqwa itu seperti orang yang berjalan di antara duri-duri, selalu hati-hati agar tak terkena duri.
Demikianlah sikap orang yang bertaqwa terhadap informasi. Tak asal percaya dan berpikir 1000 kali sebelum menyebarkan.
Jika kita mudah menerima dan mengirim semua informasi yang kita lihat atau dengar maka kita adalah pendusta.
Cukuplah seseorang itu dikatakan sebagai pendusta kalau dia menceritakan semua yang dia dengar (HR Muslim)
4. Sebelum sharing sebuah informasi tanyakan kepada dirimu tentang beberapa hal berikut:
Apakah berita ini benar?
Apakah saya sudah mengkonfirmasi kebenaran berita ini?
Apakah ini fakta atau prasangka?
Apabila berita ini benar, apakah perlu disebarkan?
Apakah ada orang yang disakiti dengan berita ini?
Apakah berita ini memberi kebaikan atau malah justru menyulut permusuhan?
Demikianlah beberapa hal yang perlu kita perhatikan dalam menerima dan menyebarkan informasi. Semoga bermanfaat.